JATENG7.PATI - Bupati Pati Haryanto, Wakil Bupati Saiful Arifin, bersama
Pramuka, PMI dan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), kembali menyambangi
beberapa desa di wilayah Kabupaten Pati yang masih terendam banjir. Kali ini Senin
(15/2/2021) Bupati meninjau khususnya Desa Babalan Kecamatan Gabus sembari memberikan
bantuan berupa sembako yang terdampak banjir.
Dari pantauan Bupati, melihat secara langsung kondisi saat
ini beberapa wilayah masih tergenang banjir. "Data terakhir masih ada 6
Kecamatan 46 desa. Adapun ketinggian air banjir mengalami penurunan sedikit yaitu
sekitar 10 cm. Kadang ketinggian air masih naik turun karena curah hujan yang
masih tinggi", tuturnya.
Jika kondisi semacam ini terus terjadi, Bupati khawatir
masyarakat yang bekerja di sektor pertanian dan infrastruktur yang terkena
dampaknya. "Tanaman yang tergenang air akan rusak. Petani yang mau panen
kurang lebih ada 680 hektar siap panen, tapi dua hari akhirnya puso",
ungkap Haryanto.
Oleh karena itu pihaknya berharap kepada pemerintah pusat
maupun Pemprov untuk bisa membantu normalisasi sungai Juwana. Karena salah satu
harapan warga Pati, adalah normalisasi sungai Juwana bisa sampai tuntas dari
hulu sampai ke hilir,” imbuh Bupati.
"Iya paling tidak mohon untuk program nasional ada yang
ditunda terlebih dahulu untuk menuntaskan penyelesaian sungai Juwana. Kalau
dikasih program sepotong-sepotong kami khawatir itu tidak bisa selesai karena
sungai Juwana adalah pembuangan 26 anak sungai", jelas Bupati.
Sehingga, bila banjir
di Kudus, Grobogan dan daerah lainnya sudah surut, Pati justru baru
surut karena muaranya adalah di sungai Juwana. "Ini sudah dua pekan. Dan
warga masyarakat masih membutuhkan bantuan dari Pemda, HIPMI,, Pramuka, PMI,
karang taruna, masyarakat dan komunitas-komunitas yang lain", ungkapnya.
Hari ini, Bupati beserta rombongan, hadir di desa Babalan
karena ada warga yang masih bertahan di rumah karena tidak bisa bekerja. "Kita
kasih sembako. Karena mereka kalau mau meninggalkan rumah untuk mengungsi juga
ragu. Mereka khawatir jika barangnya hilang. Karena itu, mereka tetap bertahan di rumah dan tidak mau
mengungsi", terangnya.
Bupati pun mengaku sudah berkali-kali menyampaikan ke
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Balai Besar terkait
dengan kondisi tersebut.
"Bahkan Detail Engineering Design(DED)-nya sudah dua
tahun jadi. Saya juga sudah audensi di Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) dan
telah menyampaikan lewat surat maupun usulan terkait normalisasi Sungai Juwana,
yang memang menjadi ranah pemerintah pusat", pungkasnya. (tim jateng7/Dim@n )